Sebagai tandingan Barbie yang langsing, sebuah boneka Barbie versi gemuk baru-baru ini diperkenalkan. Namun boneka ini menuai kritik karena dinilai kurang tepat menggambarkan wanita yang tubuhnya berisi.
Kritikan tersebut disampaikan dalam komentar di Facebook di grup Plus Size Modelling. Sejak diluncurkan pada pertengahan Desember lalu, grup ini sudah mendapat tanda "likes" mencapai 36.000 dan disebarkan kembali oleh 1.600 orang.
Dalam salah satu postingan, disampaikan pertanyaan," Perlukah perusahaan mainan mulai membuat boneka Barbie dengan tubuh berisi? Kami ingin tahu pendapat Anda secara jujur..."
Salah satu komentar yang sinis berbunyi," Ya, mari kita mulai mempromosikan kesehatan yang buruk dan pola makan keliru. Itu yang dibutuhkan orang Amerika."
Kritikan pedas terhadap gambaran Barbie berukuran montok itu antara lain karena Si Barbie tampak memiliki dagu rangkap.
"Dagu rangkap tiga yang ditampilkan Barbie sungguh konyol. Kebanyakan orang gemuk hanya punya dua dagu, segemuk apa pun mereka. Barbie versi ini tidak tepat," tulis MaryBeth Gafford.
Secara umum opini para pengguna Facebook menyebutkan seharusnya gambaran wanita berisi tidak terlalu ekstrem. Dari pada mempromosikan Barbie yang obesitas, mereka berharap ada Barbie yang memiliki bentuk tubuh sehat, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus seperti sekarang.
"Mengapa tidak membuat Barbie dengan proporsi tubuh yang realistis dan menggambarkan wanita dengan pola makan sehat dan olahraga?," saran yang lain.
Barbie versi gemuk ini dibuat oleh Worth1000.com, bukannya produsen Barbie, Mattel. Perusahaan Worth1000.com adalah yang pertama yang membuat boneka dengan konsep wanita bertubuh besar.
Seniman Nickolay Lamm juga membuat boneka mirip Barbie namun dengan ukuran tubuh yang sesuai dengan gadis berusia 19 tahun. Menurutnya, jika Barbie diandaikan seorang manusia, maka ia seharusnya memiliki berat badan sekitar 49 kilogram dan indeks massa tubuh 16.
"Barbie dengan proporsi tubuh yang realistis ini cukup cantik dalam gambar yang saya buat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.