Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2014, 14:32 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com — Pelecehan seksual pada anak merupakan kenyataan hidup yang membuat para orangtua gelisah dan gamang. Dengan demikian, jangan heran jika orangtua jadi berlebihan dalam melindungi anak-anak mereka. Padahal, perilaku over protective tidak menguntungkan tumbuh kembang anak.

Salah satu yang paling memilukan adalah kasus pelecehan seksual terhadap anak di sekolah elite internasional, JIS, yang hingga kini masih “menghantui” pikiran serta hati para orangtua yang khawatir akan keamanan anak mereka di lingkungan sekolah.

Agar bisa menghindar dari kemungkinan mengalami kejadian seperti korban, AK, para orangtua jadi semakin rajin dan rutin menyampaikan edukasi serta nasihat untuk melindungi sang buah hati. Namun, dilemanya adalah anak kerap menyalahartikan nasihat orangtua sebagai aturan dan batasan.

"Bicara pada anak kecil itu susah-susah gampang. Kita harus ingatkan mereka dengan bahasa yang mudah," kata Yenny Wahid setelah fashion show Amy Atmanto di Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2014) lalu. 

Yenny menambahkan, saat bicara, para orangtua tidak boleh membuat si anak jadi ketakutan. "Jangan sampai bikin anak jadi paranoia, takut, atau membuat mereka punya kecemasan yang berlebihan sehingga membuat mereka tidak bebas lagi menjalani hidupnya ke depan," sarannya. 

Selain bicara dengan kalimat yang mudah dipahami anak, orangtua juga harus memberikan instruksi yang jelas. Sebab, arahan yang berbelit-belit justru akan membuat anak kesulitan dalam menyimpulkan makna dari nasihat dan tujuan aturan yang disampaikan kepada mereka.  

Yenny Wahid punya cara sendiri dalam menerapkan aturan dan ajaran pada anak, yang tidak terdengar dan disimpulkan sebagai larangan. Yenny dan sang suami memilih untuk bicara dengan anak lewat cerita dongeng. Setiap malam, Yenny mengaku bahwa dirinya dan sang suami sengaja meluangkan waktu untuk membacakan dongeng pengantar tidur pada putri-putrinya. 

"Lewat dongeng, saya bisa menyisipkan pesan-pesan moral untuk anak. Misalnya dalam kisah Si Tudung Merah dan Serigala. Di ceritanya, Si Tudung Merah diganggu oleh Serigala tak dikenal. Saya bilang sama anak-anak, tidak boleh ngomong sama orang yang tidak dikenal. Ambil contoh saja dari dongeng. Dengan demikian, mereka bisa mengerti," sarannya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com