Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2013, 12:02 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com – Ibu, satu kata yang mengandung berjuta-juta cinta. Perjuangannya sedari mulai mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya adalah sebuah budi baik tanpa syarat paling tinggi di kehidupan ini. Bukan hanya waktu dan ruang yang diberikan, tapi jiwa dan raga pun dipertaruhkan. Tanpa pamrih, tanpa hadiah, semua murni berlandaskan cinta terhadap anak, hanya itu!

Ibu mengajarkan kesederhanaan hidup

"Ibuku adalah sosok perempuan mandiri dan serba bisa. Beliau selalu mengajarkan anak-anaknya untuk tidak tergantung pada orang lain, termasuk ke ayah dan ibuku sendiri dalam hal apapun. Ibu juga selalu mengajarkan kesederhanaan. Meskipun kami tahu, kalau ibu bisa membelikan apapun yang kami minta, namun ia tak serta merta langsung mengiyakan semuanya. Karena, ibu ingin menanamkan nilai-nilai hidup dalam kesederhanaan, agar kami menjadi orang yang lebih bersahaja dan bahagia.

Ada banyak pelajaran berharga lainnya yang bisa dipetik dari ibu yang selalu diingat hingga sekarang, misalnya, jangan jadi orang yang mudah kagum dengan segala sesuatu khususnya hal duniawi. Jangan juga menjadi orang yang mudah terpengaruh, jangan terlalu mudah kecewa dan putus asa. Dan yang terakhir, beliau selalu mengajarkan bahwa perempuan itu harus berbakti kepada suami, karena itu kunci bahagia dunia dan akhirat." - Ika Permatasari, Karyawan Swasata

Ibu mengajarkan menjadi orang yang sabar

"Yang selalu aku ingat adalah waktu ibu selalu bilang agar aku menjadi perempuan yang mandiri. Misalnya, dengan punya pekerjaan  sendiri agar tidak bergantung pada suami. Tetapi sayangnya sampai sekarang aku belum bisa memenuhinya. Satu yang pasti, sampai saat ini ibu adalah orang yang paling menyayangiku. Kasih sayang inilah yang membuat aku selalu belajar bahwa menjadi seorang ibu untuk dua anakku sekarang itu haruslah bisa sabar, pengertian, dan lemah lembut. Walaupun anak-anaknya susah diatur dan kadang menjengkelkan, tapi semua masalah ini bisa diselesaikan asalkan kita sabar." Niken Purwandari, Ibu Rumah Tangga.

Ibu mengajarkan untuk jangan mudah mengeluh

"Mama orangnya enggak pernah mengeluh dalam kondisi apa pun. Mama juga enggak pernah bilang kalau merasakan sakit baik masalah fisik atau hati. Semuanya selalu bisa diselesaikan dengan baik. Mama itu sabar banget, dan yang paling ingin aku tiru adalah sifat mama yang pekerja keras dan tidak mudah putus asa." Tya, Mahasiswi.

Ibu mengajarkan kekuatan dan ketegaran

"Ini mungkin terdengar sangat sederhana, tapi aku bisa bilang kalau mami adalah sosok perempuan yang sangat tegar, bahkan lebih tegar dan kuat dibandingkan papi. Aku selalu tahu kalau mami sedang menangis diam-diam atau habis menangis, terlebih kalau tahu anak-anaknya sedang menghadapi masalah. Hebatnya, mami enggak pernah nangis di depan aku atau papi. Tetapi aku tahu, kalau mami itu selalu menangis saat sedang shalat." Farid Wirayudha, Mahasiswa. 

Ibu mengajarkan pentingnya berpikir positif, enggak jaim dan indahnya tersenyum

"Kadang saya berpikir kalau mama terlalu baik pada semua orang, bahkan termasuk pada orang yang saya pikir nggak perlu diperlakukan baik. Karena nanti ujung-ujungnya orang itu seperti habis manis sepah dibuang. Tetapi, seakan enggak kapok-kapok diperlakukan demikian, mama selalu menolong orang itu. Alasannya, "pikiran positif saja karena semua orang bisa berubah jadi baik" dan "enggak papa, kalau bisa nolong orang kenapa enggak. Mengharapkan pamrih itu tidak baik,"

Namun satu yang paling saya kagum adalah sosok mama yang nggak jaim. Mama enggak seperti orang lain yang selalu berlomba-lomba untuk terlihat hebat di depan orang lain. Bahkan ia pun tak malu mengakui kalau ia belum pernah naik pesawat terbang sama sekali (saat itu).Saat orang lain mengejeknya, mama cuma tersenyum riang sambil bilang, "Nggak berani, takut pesawatnya jatuh." Setya, Karyawan Swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com